Psikolog anak, remaja, dan keluarga dari Tigagenerasi, Ayoe Sutomo, mengungkapkan bahaya kecanduan judi online yang tidak hanya menghancurkan keuangan, tapi juga mengancam kesehatan mental.
Menurut Ayoe, banyak orang yang terjebak dalam permainan ini menghadapi tekanan psikologis yang dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang serius.
Ayoe menjelaskan bahwa kecanduan judi online sering kali meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Hal ini semakin parah ketika pemain mengalami kekalahan berulang dan kehilangan uang yang seharusnya tidak digunakan untuk bertaruh.
“Ketika seseorang kalah dan kehabisan uang, sering kali mereka terpaksa meminjam untuk terus bermain, yang justru menambah tekanan finansial dan psikologis mereka,” kata Ayoe saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon. Kebiasaan ini menjadi lingkaran setan yang sulit dihentikan.
Lebih lanjut, Ayoe memaparkan bahwa kekalahan yang berulang membuat para pemain merasa malu dan tertekan. Keyakinan yang salah, atau kognitif bias, bahwa mereka akan menang dan mampu menutup kekalahan sering kali menyesatkan.
“Ketika seseorang yakin akan menang tapi malah kalah terus-menerus, rasa malu dan penyesalan pun muncul,” tambahnya.
Sayangnya, terjebak dalam siklus kalah-menang ini sering membuat seseorang merasa tak mampu berhenti.
“Perasaan malu dan menyesal muncul setelah kekalahan, tapi kognitif bias membuat mereka tergoda untuk bermain lagi. Mereka merasa bahwa mungkin kali ini keberuntungan akan datang, meskipun faktanya peluang menang tetap rendah,” tambahnya.
Siklus ini menciptakan lingkaran kecanduan judol yang sangat sulit dihentikan.
Lebih lanjut, Ayoe menjelaskan bahwa ketika seseorang tidak bisa keluar dari siklus tersebut, mereka akan mulai merasakan perasaan tidak berguna dan tidak berdaya.
“Orang yang terjebak dalam kecanduan judi online akan merasa semakin tidak bermanfaat, tidak berguna, dan tidak mampu melakukan apa pun untuk memperbaiki situasi,” katanya.
Perasaan seperti ini, kata Ayoe, sangat dekat dengan gejala depresi.
Jika kecanduan judi online terus berlanjut tanpa penanganan, kondisi mental seseorang dapat memasuki fase terminal.
“Ketika seseorang merasa sudah tidak ada yang bisa mereka lakukan dan merasa tidak berarti, itu bisa mengarah pada keinginan untuk mengakhiri hidup,” kata Ayoe, menekankan betapa seriusnya dampak kesehatan mental dari kecanduan judi online.
Dia mengingatkan agar masyarakat lebih waspada terhadap dampak psikologis judi online. Bukan hanya masalah finansial, kecanduan ini dapat menghancurkan kesehatan mental seseorang.
“Kesadaran akan bahaya psikologis dari judi online sangat penting agar kita bisa membantu diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita untuk tidak terjebak dalam lingkaran yang berbahaya ini,” kata Ayoe.
Untuk berhenti dari kecanduan judi online, Ayoe menekankan pentingnya kesadaran diri dan dukungan dari orang terdekat. Langkah pertama adalah mengakui bahwa judi online tidak membawa manfaat, meski sering kali ada keyakinan keliru bahwa kemenangan akan datang.
Setelah itu, penting untuk menyadari bahwa judi justru memperburuk kondisi, bukan memperbaikinya. Dukungan dari keluarga dan teman menjadi kunci dalam proses pemulihan.
Selain itu, seseorang perlu mengenali pola perilaku yang memicu godaan berjudi, seperti membuka situs judi setelah bekerja.
Menggantinya dengan aktivitas positif seperti olahraga atau berbicara dengan teman akan membantu. Dengan kesadaran diri dan dukungan sosial, seseorang bisa lepas dari jerat judi online dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Subdit Jatanras Polda Metro Jaya berhasil menangkap tersangka berinisial B, salah satu pelaku judi online…
PT Visionet Internasional (OVO) bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyelenggarakan Seminar Nasional…
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mercy Chriesty Barends, menyatakan dukungannya terhadap…
Unit Reskrim Polsek Tanjung Karang Barat berhasil menangkap dua pria yang diduga terlibat dalam promosi…
Polri menindak 85 influencer media sosial yang terlibat dalam promosi judi online dalam kurun waktu…
Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Wahyu Widada, melaporkan bahwa pihak kepolisian telah mengungkap…