Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya jumlah anak-anak di Jakarta yang terlibat dalam praktik judi online. Dalam sebuah pernyataan, Teguh mengungkapkan bahwa data terbaru menunjukkan ribuan anak di ibu kota terjerat judi online, dengan total transaksi yang mencapai Rp2,29 miliar.
“Jumlah anak-anak yang terlibat dalam judi online ini sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang kami terima, transaksi yang tercatat bahkan mencapai angka Rp2,29 miliar,” ujar Teguh dalam pertemuan dengan pejabat daerah.
Faktor Penyebab Anak Terjerat Judi Online
Teguh menyoroti sejumlah faktor yang diduga memicu maraknya keterlibatan anak-anak dalam judi online. Di antaranya adalah akses internet yang luas serta promosi yang masif di media sosial, yang membuat anak-anak mudah terpapar konten judi. Kemudahan akses dan rendahnya nominal transaksi awal, yang bahkan dapat dimulai dengan Rp10 ribu, juga membuat judi online semakin mudah dijangkau oleh kalangan anak muda.
Ia juga menambahkan bahwa pengaruh lingkungan dan minimnya pengawasan orang tua menjadi faktor lain yang turut mendorong keterlibatan anak dalam aktivitas ini. “Orang tua harus lebih waspada dan memantau aktivitas online anak-anak mereka, karena judi online memiliki dampak yang sangat negatif terhadap perkembangan mental dan finansial mereka,” imbuhnya.
Langkah Pemprov DKI dan Imbauan kepada Masyarakat
Untuk menanggulangi masalah ini, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan pihak kepolisian dan lembaga terkait dalam mengedukasi masyarakat mengenai bahaya judi online. Teguh juga mengimbau para orang tua agar lebih aktif dalam memberikan pengawasan terhadap penggunaan perangkat digital oleh anak-anak. Selain itu, Teguh menyatakan pentingnya sinergi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat dalam memberikan edukasi mengenai dampak negatif judi online.
“Kami juga akan memperkuat program-program kesadaran digital di sekolah-sekolah dan komunitas untuk membekali anak-anak dengan informasi tentang risiko yang mengintai dari aktivitas ilegal seperti judi online ini,” kata Teguh.
Pernyataan Teguh Setyabudi ini menjadi peringatan bagi para orang tua dan masyarakat luas akan bahaya yang mengancam generasi muda di era digital. Teguh berharap langkah-langkah preventif ini dapat mengurangi jumlah anak yang terlibat dalam judi online dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi anak-anak di Jakarta.
Pembekalan Literasi Digital
Oleh sebab itu, Teguh berharap orang tua dan anak lebih memahami lagi terkait bahaya judi online. Sehingga, kata dia terlindungi dari aktivitas digital yang merugikan tersebut.
“Diperlukan pembekalan literasi digital yang baik bagi orang tua dan anak untuk menghindari risiko kekerasan berbasis gender online, termasuk judi online yang tidak diinginkan. Selain itu, orang tua perlu berperan dalam mendampingi anak-anak saat berinteraksi di dunia maya secara aman dan bijak,” terangnya.
Menurut Teguh, orang tua mempunyai peran vital dalam mengawasi aktivitas anak-anak yang sering menghabiskan sebagian besar waktunya menggunakan internet. Sebab, judol sering dikemas secara menarik dengan menggunakan modus games online.
Webinar
Dinas Komunikasi, Infomatika dan Statistik DKI Jakarta disebut akan berupaya meningkatkan pemahaman literasi digital masyarakat Jakarta melalui beragam kegiatan, salah satunya webinar/seminar literasi digital Jakarta bertajuk Sadar Olah Literasi Digital atau Solid yang telah dilakukan sejak 2022.
“Sasaran pesertanya adalah Kader Dasawisma, Ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejaheraan Keluarga (PKK), para pelajar se-DKI Jakarta, mahasiswa, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan masyarakat umum,” kata Teguh.